-->
w
| Tentang | Ketentuan| Privacy & Policy | Disclaimer | | Alamat : Jalan Desa Harapan Sudirman No. 71A Duri Riau 28884 |
| ☎ Call / Chat Wa : 0853 6582 0822 | ✉ Email :admin@duririau.com |

Kami menjual Rumah Siap Huni, Kaplingan Strategis, juga menerima Borongan Bangunan




Harga Promo Khusus Member, Ayo bergabung, S & K Berlaku



Popular Post

Minggu, 29 Desember 2013

Program Kristenisasi yang berani

polwan berjilbab dilarang malah pake sinterklas

Menteri Agama Suryadharma Ali mengaku khawatir dengan berbagai upaya pendangkalan akidah yang terus terjadi di masyarakat Indonesia belakangan ini.
Ia mencontohkan beberapa fakta yang telah terjadi. Seperti di kota besar, banyak wanita Muslimah yang mau berjilbab, tetapi tidak bisa. Sebab, di negeri yang mayoritas Islam ini, penggunaan jilbab diatur sangat ketat.
“Contoh yang mudah di pertelevisian, kepolisian, dan beberapa pramuniaga di pusat perbelanjaan,” kata dia.
Di pertelevisian, jelas Menag, pembawa acara akan diprioritaskan bagi
mereka yang tidak menggunakan jilbab. Hal ini juga terjadi di kepolisian pada polisi wanita (polwan). "Polwan yang sudah dibolehkan pakai jilbab kemudian dilarang kembali. Dengan alasan, tidak seragam," ujarnya.
Begitu juga, para pramuniaga di pusat perbelanjaan. Mereka, kata Menag, sangat jarang terlihat megngunakan jilbab karena memang aturan perusahaan diuat seperti itu.
"Alih-alih memakai jilbab, mereka malah disuruh pakai baju Sinterklas (Santa Claus)," keluhnya.
“Kalau mereka tidak memakai, malah bisa dipecat.”
Contoh lain upaya pendangkalan akidah, menurut Suryadharma, terjadi di daerah. Pemerintah daerah (pemda) dilarang membiayai program agama di daerah, khususnya pada pendidikan agama.
Paradigma yang dibangun, urusan agama itu urusan negara, sedangkan pemda tidak mengurusi masalah agama dan pendidikan agama.

Sumber : http://www.suaranews.com/2013/12/pake-jilbab-dilarang-polwan-malah-boleh.html

Republika Online
Updated: Wed, 25 Dec 2013 22:37:00 GMT

Pelayan Kafe Berjilbab,

wajibkan Pakai Topi Sinterklas



Pelayan Kafe Berjilbab Diwajibkan Pakai Topi Sinterklas
Pelayan Kafe Berjilbab Diwajibkan Pakai Topi Sinterklas
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Memakai jilbab bukanlah sekadar aksesoris atau simbol semata. Melainkan sebuah kewajiban bagi seorang Muslimah. Namun, bagaimana jika jilbab disandingkan dengan aksesoris nonIslam?
Seperti yang terjadi di di sebuah kafe di Kawasan Klenteng Kota Padang, Sumatra Barat. Kafe yang bernama "Iko Gantinyo" sebenarnya di hari biasa tak berbeda dari kafe-kafe lainnya. Ketika Natal tiba, pemilik kafe mewajibkan seluruh pelayan-pelayannya memakai topi Sinterklas.
"Miris sekali. Kalau dia (pelayan kafe) tidak pakai jilbab mungkin tidak begitu terasa. Masalahnya, sudahlah pakai jilbab trus pakai kopiah santaclaus pula," tutur Hafiz, salah seorang warga Kota Padang yang kebetulan berbelanja di kafe tersebut.
Tentu hal ini menjadi miris, mengapa perayaan natal begitu semarak di negri yang berjulukan "Serambi Makkah" dengan filosofi 'Adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah'nya. Apalagi kafe yang dimaksudkan Hafiz sangat dekat dengan Masjid Nurul Iman, salah satu masjid utama dan terbesar di Kota Padang.

Sumber :  http://berita.plasa.msn.com/nasional/republika/pelayan-kafe-berjilbab-diwajibkan-pakai-topi-sinterklas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar