-->
w
| Tentang | Ketentuan| Privacy & Policy | Disclaimer | | Alamat : Jalan Desa Harapan Sudirman No. 71A Duri Riau 28884 |
| ☎ Call / Chat Wa : 0853 6582 0822 | ✉ Email :admin@duririau.com |

Kami menjual Rumah Siap Huni, Kaplingan Strategis, juga menerima Borongan Bangunan




Harga Promo Khusus Member, Ayo bergabung, S & K Berlaku



Popular Post

Jumat, 27 Februari 2015

Legalitas Mercon atau Petasan itu keburukan Mental Manusia

Akhir-akhir ini marak sekali penjualan dan penggunaan Mercon !
1. Pada Jeda Pergantian Tahun Masehi, 
Akhir Tahun Jelang Tahun Baru !
Wah,
hampir setiap jengkal tanah kota di indonesia dibakar mercon,
bahkan sudah mulai merambat ke pedesaan.
Ini semacam kegilaan manusia !
untuk apalah dibakar mercon atau petasan yang memekak telinga !
kalau mau perbaikan atau mau perubahan cukup tekadkan di hati,
kemudian buat planning atau perencanaan baik dan laksanakan !
Kerja Keras untuk Hasil, Jangan Pemalas, Memeras Orang lain !
Memeras Orang Lain : Pungli, Korupsi, dan sejenisnya.
2. Menjelang Ramadhan, Dalam Ramadhan, Jelang Idul Fitri
Saya sebagai Muslim menyatakan ini Kesesatan yang Nyata !
Kenapa ?
Sebab dalam Islam tidak ada Anjuran, juga tidak ada disuruh !
Bahkan tergolong Dosa karena mengganggu Manusia lain.
Mengganggu Istrahat, Ketenangan dan Ketertiban.
3. Pada Tahun Baru Imlek,
Kalau dulu tidak pernah ada Acara Bakar Mercon,
Sekarang seperti Merajalela,
Sama seperti Pergantian tahun Masehi,
Sangat mengganggu.

Pada Jeda pergantian Tahun Masehi karena itu bersifat Masal,
maka kadang mau tak mau dan terpaksa harus bagaimana,
Karena Salah Pemerintah yang dibayar Pabrik Petasan !
Sebenarnya ke Pemda tidak seberapa Uang Masuk,
Beda dengan Rokok yang memang Cukai Pajak Tinggi.
Nah untuk Petasan atau Mercon
itu hanya Uang Masuk pada Oknum Tertentu !
 
Pada Jeda Imlek cukup mengganggu,
Apakah ini termasuk Ritual Agama Kelenteng ?

Rasa-rasanya Ajaran Sidharta Gautama pasti melarang !
Ajaran Budha tidak membenarkan Manusia mengganggu Manusia lain,
dan pada hari ini dini hari malam jum'at Persis 1 minggu setelah Imlek,
Komunity Chinese pada Bakar-bakar entah apalah didepan rumah,
Okelah itu Ritual, dan tidak menggangu,
tapi yang menggangu itu Petasan dan Mercon
dibarisan jalan sudirman,
dibakar Mercon atau Petasan Besar,
Wah ini sangat mengganggu !
Memekak Telinga, Orang Tidur Manusia Istrahat Terganggu !
Bahkan dapat didengar dari sekian Ratus Meter,
Apakah ini termasuk Ritual Agama ?
Sekali lagi,
Saya katakan Mercon atau Petasan itu Mengganggu Ketertiban !
Pemerintah Sangat Salah !
Bahkan dibeberapa Mercon Tertulis Izin Polri,
Berarti Polisi Tidak melindungi dan Tidak Mengayomi,
karena Namanya Mercon Mengganggu Ketertiban,
Mengganggu Ketenangan Masyarakat !
hhmmm,
Pak Camat Mandau pun hanya bisa berdiam diri,

di rumah dinas di kantor Camat pasti terdengar memekak. 
Tapi Saya yakin ini mainan Petinggi Republik ini,
Wewenang Aparat Perwira Tinggi,
Sudah kelasnya Oknum yang berpangkat Bintang 3 dan 4 !
Dasar Anda tidak punya Tanggung Jawab !
Jabatan Tinggi atau Jendral itu Amanah !
Jangan main legal dan sembarang keluarkan Izin !
Sebaiknya semua Izin untuk Mercon dan Petasan dicabut !
Katanya untuk Usir Gajah (?)
Itu paling sekali satu Abad, yakni Alasan !
Jika ada yang membaca Tulisan Saya,
kemudian menyalahkan !
Silahkan Anda tinjau ulang Otak dan Pemikiran Anda !
Apakah Otak Anda sudah dicuci ?
Sebaiknya Anda Revisi Lagi,
Dengan Alasan apa Anda Legalkan Mercon atau Petasan !
Lucu, dulu dilarang !
sekarang Terang-terangan !
Ngak ada Beda dengan Lokalisasi atau Pelacuran,
Kalau yang ngak resmi,
yang ngak ada 'setoran' itu dibasmi dan ditangkap,
kucing-kucingan dengan Polisi Pamong Praja,
tapi kalau itu punya si A atau si B dijamin Aman,
Pol PP mana yang mau menangkap ?
sekali lagi karena Legalitas, dan diLegalisasi,
Dilindungi dan Diayomi, walaupun itu Maksiyat !
Kembali pada Topik,
Legalitas Mercon atau Petasan itu keburukan Mental Manusia
sudah dari dulu Mercon dan Petasan makan Korban Real,
Terbakar, Kebakaran, Tangan diamputasi, Kebutaan, Tuli,
tapi Aneh ada Izin !







 



 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar