Dari dalil Ayat diatas sangatlah jelas bahwa Thogut adalah segala sesuatu yang ingkar kepada Kebenaran (ISLAM)... dan Iblis beserta bala tentaranya Syaithan laknatullah alaihi adalah Thogut terbesar..
Sekarang marilah kita kaji tentang GOLONGAN THOGUT (golongan Syaithan) yang sangat banyak di zaman sekarang..
Ciri Manusia THOGUT :
1. Aqidah tidak beres, kalaupun mereka Islam maka Islam mereka adalah Islam KTP,
Islam keturunan, atau daripada ngak ada Agama sama sekali.
2. Penyakit Wahn adalah ciri khas mereka, yakni cinta Dunia dan Takut mati.
3. Ridho Manusia adalah segala-galanya, terutama untuk urusan Dunia dan Popularitas.
4. Mata Hati Buta.. terutama dalam Hal Kebenaran dan Keadilan,
Zaman sekarang banyak Pemimpin Thogut,
contoh ringan, Para Da'i (pendakwah/ulama') Penyeru Kebenaran ditangkapi dan dibunuh..
Maling Besar, Penjahat, Mafia, Koruptor kelas Berat dibiarkan saja...
Padahal dalam Islam Dosa membunuh adalah Dosa Besar dan Kekal dalam Neraka,
Islam difitnah dengan Isu terorisme dsbnya..
Padahal Islam sangat Cinta Kasih Sayang dan Kebenaran,
Bahkan dalam sebuah Hadits Shahih dinyatakan bahwa
" Tidak sempurna Iman seseorang sampai Ia mengasihi Saudaranya,
sebagaimana Ia mengasihi dirinya sendiri "
Hak Non Muslim pun dalam Islam dilindungi..
Jadi sebenarnya apa yang terjadi sekarang adalah Perang melawan Islam !
yang jadi pertanyaan, kemana itu suara Islam yang Mayoritas ?
Mana itu pemimpin yang katanya beragama Islam ?
Bukankah kewajiban Anda sebagai pemegang Amanah Umat ?
Apa pertanggung jawaban kalian di Pengadilan Allah nanti ?
terhadap pembunuhan para Ulama, Kezaliman dan banyak lagi Dosa Republik ini ?
Kalian telah lupa kepada kebenaran hanya karena Nafsu Dunia dan Jabatan !
tak ada beda dengan BINATANG TERNAK... makan dan beranak-pinak !
Bahkan lebih PARAH, Seperti Ayat berikut menjelaskan Ciri KHAS thogut :
THOGUT
(syarah/penjelasan singkat dari Risalah fie Ma’na Thaghut karya Al-Imam Al-Mujaddid Syaikh Muhammad ibnu ‘Abdil Wahhab rahimahullah)
Thaghut adalah segala yang dilampaui batasnya oleh hamba, baik itu yang diikuti atau ditaati atau diibadati. Thaghut itu banyak, apalagi pada masa sekarang. Adapun pentolan-pentolan thaghut itu ada 5, diantaranya:
1. Syaithan
Syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Adapun tentang makna ibadah tersebut dan macam-macamnya telah anda pahami dalam uraian sebelumnya. Syaitan ada dua macam: Syaitan Jin dan Syaitan Manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan manusia dan jin” (Al An’am: 112)
Dan firmanNya Ta’ala:
“Yang membisikkan dalam dada-dada manusia, berupa jin dan manusia” (An Naas: 5-6)
Orang mengajak untuk mempertahankan tradisi tumbal dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Tokoh yang mengajak minta-minta kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thaghut. Orang yang mengajak pada system demokrasi adalah syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah, dia berarti termasuk thaghut. Orang yang mengajak menegakkan hukum perundang-undangan buatan manusia, maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah.
Orang yang mengajak kepada paham-paham syirik (seperti: sosialis, kapitalis, liberalis, dan falsafah syirik lainnya), maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah, sedangkan Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Bukankan Aku memerintahkan kalian wahai anak-anak Adam: “Janganlah ibadati syaitan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian” (Yaasin: 60)
2. Penguasa Yang Zhalim
Penguasa zhalim yang merubah aturan-aturan (hukum) Allah, thaghut semacam ini adalah banyak sekali dan sudah bersifat lembaga resmi pemerintahan negara-negara pada umumnya di zaman sekarang ini. Contohnya tidaklah jauh seperti parlemen, lembaga inilah yang memegang kedaulatan dan wewenang pembuatan hukum/undang-undang. Lembaga ini akan membuat hukum atau tidak, dan baik hukum yang digulirkan itu seperti hukum Islam atau menyelisihinya maka tetap saja lembaga berikut anggota-anggotanya ini adalah thaghut, meskipun sebahagiannya mengaku memperjuangkan syari’at Islam. Begitu juga Presiden/Raja/Emir atau para bawahannya yang suka membuat SK atau TAP yang menyelisihi aturan Allah, mereka itu adalah thaghut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Di kala seseorang menghalalkan yang haram yang telah diijmakan atau merubah aturan yang sudah diijmakan, maka dia kafir lagi murtad dengan kesepakatan para fuqaha” (Majmu Al Fatawa)
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya para anggota parlemen itu adalah thaghut, tidak peduli darimana saja asal kelompok atau partainya, presiden dan para pembantunya, seperti menteri-menteri di negara yang bersistem syirik adalah thaghut, sedangkan para aparat keamanannya adalah sadanah (juru kunci) thaghut apapun status kepercayaan yang mereka klaim. Orang-orang yang berjanji setia pada system syirik dan hukum thaghut adalah budak-budak (penyembah/hamba) thaghut. Orang yang mengadukan perkaranya kepada pengadilan thaghut disebut orang yang berhukum kepada thaghut, sebagaimana firmanNya Ta’ala:
“Apakah engkau tidak melihat kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan apa yang dturunkan sebelum kamu, sedangkan mereka hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk kafir terhadapnya” (An Nisa: 60)
3. Orang yang memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan.
Kepala suku dan kepala adat yang memutuskan perkara dengan hukum adat adalah kafir dan termasuk thaghut. Jaksa dan Hakim yang memvonis bukan dengan hukum Allah, tetapi berdasarkan hukum/undang-undang buatan manusia, maka sesungguhnya dia itu Thaghut. Aparat dan pejabat yang memutuskan perkara berdasarkan Undang Undang Dasar thaghut adalah thagut juga. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan siapa saja yang tidak memutuskan dengan apa yang Allah turunkan, maka merekalah orang-orang kafir itu” (Al Maidah: 44)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin” (Al Bidayah: 13/119) Sedangkan Ilyasa (Yasiq) adalah hukum buatan Jengis Khan yang berisi campuran hukum dari Taurat, Injil, Al Qur’an.
Orang yang lebih mendahulukan hukum buatan manusia dan adat daripada aturan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam maka dia itu kafir.
Dalam ajaran Tauhid, seseorang lebih baik hilang jiwa dan hartanya daripada dia mengajukan perkaranya kepada hukum thaghut, Allah Ta’ala berfirman:
“Fitnah (syirik & kekafiran) itu lebih dahsyat dari pembunuhan” (Al Baqarah: 191)
Syaikh Sulaiman Ibnu Sahman rahimahullah berkata: “Seandainya penduduk desa dan penduduk kota perang saudara hingga semua jiwa musnah, tentu itu lebih ringan daripada mereka mengangkat thaghut di bumi ini yang memutuskan (persengketaan mereka itu) dengan selain Syari’at Allah” (Ad Durar As Saniyyah: 10 Bahasan Thaghut)
Bila kita mengaitkan ini dengan realita kehidupan, ternyata umumnya manusia menjadi hamba thaghut dan berlomba-lomba meraih perbudakan ini. Mereka rela mengeluarkan biaya berapa saja (berkolusi; menyogok/risywah) untuk menjadi Abdi Negara dalam sistem thaghut, mereka mukmin kepada thaghut dan kafir terhadap Allah. Sungguh buruklah status mereka ini….. !!
4. Orang yang Mengaku Mengetahui Hal Yang Ghaib Selain Allah.
Semua yang ghaib hanya ada di Tangan Allah, Dia Ta’ala berfirman:
“Dialah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib, Dia tidak menampakan yang ghaib itu kepada seorangpun” (Al Jin: 26)
Bila ada orang yang mengaku mengetahui hal yang ghaib, maka dia adalah thaghut, seperti dukun, paranormal, tukang ramal, tukang tenung, dsb. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia mempercayainya, maka dia telah kafir, dan apa gerangan dengan status si dukun tersebut ??!
5. Orang Yang Diibadati Selain Allah Dan Dia Ridha Dengan Peribadatan itu.
Orang yang senang bila dikultuskan, sungguh dia adalah thaghut. Orang yang membuat aturan yang menyelisihi aturan Allah dan RasulNya adalah thaghut. Orang yang mengatakan “Saya adalah anggota badan legislatif” sama dengan ucapan: “Saya adalah Tuhan” karena orang-orang di badan legislatif itu sudah merampas hak khusus Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu membuat hukum (undang-undang). Mereka senang bila hukum yang mereka gulirkan itu ditaati lagi dilaksanakan, maka mereka adalah thaghut. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan barang siapa yang mengatakan di antara mereka ; “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah” maka Kami membalas dia dengan Jahannam, begitulah Kami membalas orang-orang yang zalim” (Al Anbiya: 29)
Itulah tokoh-tokoh thaghut di dunia ini.
Orang tidak dikatakan beriman kepada Allah sehingga dia kufur kepada thaghut, kufur kepada thaghut adalah separuh laa ilaaha ilallaah. Thaghut yang paling berbahaya pada masa sekarang adalah thaghut hukum, yaitu para penguasa yang MEMBABAT aturan Allah, mereka menindas umat ini dengan besi dan api, mereka paksakan kehendaknya, mereka membunuh, menculik, dan memenjarakan kaum muwahhidin yang menolak tunduk kepada hukum mereka. Akan tetapi banyak orang yang mengaku Islam berlomba-lomba untuk menjadi budak dan hamba mereka. Mereka juga memiliki ulama-ulama jahat yang siap mengabdikan lisan dan pena demi kepentingan ‘tuhan’ mereka.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala cepat membersihkan negeri kaum muslimin dari para thaghut dan kaki tangannya, Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
(Tulisan ini merupakan , ed.)
Thaghut ialah segala sesuatu yang melampaui batas yang disembah oleh seorang hamba, diikuti dan ditaatinya. Dan Thaghut bagi setiap kaum ialah: penguasa yang mereka berhukum kepada hukum selain Allah dan Rasul-Nya, atau yang mereka sembah selain dari pada Allah, atau yang mereka ikuti tanpa ilmu pengetahuan dari Allah atau yang mereka taati dalam hal apa yang mereka tidak mengetahui bahwa hal itu termasuk ketaatan kepada Allah.
Sedangkan Abu A’la al Maududi mendefinisikan thaghut yaitu:
Syaitan, tukang-tukang ramal, dukun-dukun yang mengklaim diri mereka mengetahui urusan ghaib, orang yang berfatwa dengan selain yang diturunkan Allah, patung berhala yang diciptakan untuk disembah manusia, orang yang suka diagungkan dan marah bila tidak diagungkan, penguasa atau pemerintahan melampaui batas,yang menolak dan membenci syariat Allah, serta menghalangi tegaknya dengan berbagai cara, baik secara lembut, rayuan dan sogokan atau dengan tekanan (dipenjara, diintimidasi,diusir, dibunuh, dan bila ia sebagai pegawai maka diancam dengan pemecatan dari jabatan), lalu mengganti syariat Allah dengan syariat jahiliyah, yang bersumber dari hawa nafsu dan akal fikiran manusia semata.
Itsbaatun (Menetapkan) wala’ (kecintaan dan keterikatan) kepada Allah, Dienullah, Kitab Allah dan Sunnah Nabi Nya, serta Hamba-hamba Allah yang shalih.
Dalam hal ini telah berkata Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :
Dan ketahuilah bahwa seluruh manusia tidak akan menjadi mu’min kepada Allah kecuali dengan mengkufuri thaghut. Allah berfirman dalam surat Al Baqoroh:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqoroh :256)
Dari penjelasan diatas, jelas dan gamblang bagi siapa saja yang ingin memahami dengan pemahaman yang benar bahwa intisari dari rukun tauhid ialah adanya alwala’ dan al bara’. Jika ini tidak jelas dan tegas, maka seseorang tidak akan pernah merasakan indah dan manisnya tauhid serta keji dan pahitnya syirik, dan orang itu tidak akan pernah meraih kebenaran tauhid.
Pertama: Allah Swt berfirman:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An Nahl: 36)
Ayat ini menafsirkan makna syahadat. Jadi mengetahui syahadat itu wajib dengan maknanya, supaya seorang hamba bisa mengerjakan secara benar apa yang menjadi kewajibannya. Diantaranya dengan mengesakan Allah dan menjauhi thaghut. Atau mengambil hukum kepada hukum selain Al Quran dan As Sunnah.
Ibnu Qayyim berkata: “Allah swt memberitahukan bahwa siapa yang berhukum atau minta dihukumi dengan selain apa yang dibawa oleh Rasul saw, berarti dia telah mengangkat thaghut sebagai hakim dan berhukum kepadanya. Thaghut –sebagaimana keterangan diatas- adalah perkara apa saja yang manusia melampaui batas dengannya, berupa ma’bud (yang disembah), matbuu’ (yang diikuti) atau muthaa’ (yang ditaati).
Jadi, thaghutnya suatu kaum adalah siapa yang kaum itu berhukum kepadanya bukan kepada Allah dan Rasul-Nya, atau mereka sembah selain Allah, atau mereka ikuti tanpa hujjah yang nyata dari Allah, atau mereka taati dalam perkara-perkara yang mereka tidak tahu bahwa hal tersebut sama dengan mentaati Allah. Inilah thaghut-thaghut dunia. Apabila kita merenungkannya dan merenungkan peri keadaan manusia dalam hubungannya dengan thaghut, maka kita akan dapati bahwa mayoritas diantara mereka berpaling dari ibaadatullah (ibadah kepada Allah) kepada ibadatut thaghut (ibadah kepada thagut), dan berpaling dari berhukum kepada Allah dan Rasul menjadi berhukum kepada thaghut. Dan dari taat kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya menjadi taat kepada thaghut dan mengikutinya.
Kedua: Allah Swt berfirman:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah MahaMendengar dan Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqarah 2:256)
Ketiga: Allah Swt berfirman:
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al Baqarah: 256-257)
Keempat: Allah Swt berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.”
(QS. An Nisaa: 51)
Kelima: Allah Swt berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak ber-hakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”
(QS. An Nisaa: 60)
Keenam: Allah Swt berfirman:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
(QS. An Nisaa: 76)
Ketujuh: Allah Swt berfirman:
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.”
(QS. Al Maaidah: 60)
Kedelapan: Allah Swt berfirman:
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku”
(QS. Az Zumar: 17)
Wallahu’alam…
Thaghut adalah segala yang dilampaui batasnya oleh hamba, baik itu yang diikuti atau ditaati atau diibadati. Thaghut itu banyak, apalagi pada masa sekarang. Adapun pentolan-pentolan thaghut itu ada 5, diantaranya:
1. Syaithan
Syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Adapun tentang makna ibadah tersebut dan macam-macamnya telah anda pahami dalam uraian sebelumnya. Syaitan ada dua macam: Syaitan Jin dan Syaitan Manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan manusia dan jin” (Al An’am: 112)
Dan firmanNya Ta’ala:
“Yang membisikkan dalam dada-dada manusia, berupa jin dan manusia” (An Naas: 5-6)
Orang mengajak untuk mempertahankan tradisi tumbal dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Tokoh yang mengajak minta-minta kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thaghut. Orang yang mengajak pada system demokrasi adalah syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah, dia berarti termasuk thaghut. Orang yang mengajak menegakkan hukum perundang-undangan buatan manusia, maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah.
Orang yang mengajak kepada paham-paham syirik (seperti: sosialis, kapitalis, liberalis, dan falsafah syirik lainnya), maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah, sedangkan Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Bukankan Aku memerintahkan kalian wahai anak-anak Adam: “Janganlah ibadati syaitan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian” (Yaasin: 60)
2. Penguasa Yang Zhalim
Penguasa zhalim yang merubah aturan-aturan (hukum) Allah, thaghut semacam ini adalah banyak sekali dan sudah bersifat lembaga resmi pemerintahan negara-negara pada umumnya di zaman sekarang ini. Contohnya tidaklah jauh seperti parlemen, lembaga inilah yang memegang kedaulatan dan wewenang pembuatan hukum/undang-undang. Lembaga ini akan membuat hukum atau tidak, dan baik hukum yang digulirkan itu seperti hukum Islam atau menyelisihinya maka tetap saja lembaga berikut anggota-anggotanya ini adalah thaghut, meskipun sebahagiannya mengaku memperjuangkan syari’at Islam. Begitu juga Presiden/Raja/Emir atau para bawahannya yang suka membuat SK atau TAP yang menyelisihi aturan Allah, mereka itu adalah thaghut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Di kala seseorang menghalalkan yang haram yang telah diijmakan atau merubah aturan yang sudah diijmakan, maka dia kafir lagi murtad dengan kesepakatan para fuqaha” (Majmu Al Fatawa)
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya para anggota parlemen itu adalah thaghut, tidak peduli darimana saja asal kelompok atau partainya, presiden dan para pembantunya, seperti menteri-menteri di negara yang bersistem syirik adalah thaghut, sedangkan para aparat keamanannya adalah sadanah (juru kunci) thaghut apapun status kepercayaan yang mereka klaim. Orang-orang yang berjanji setia pada system syirik dan hukum thaghut adalah budak-budak (penyembah/hamba) thaghut. Orang yang mengadukan perkaranya kepada pengadilan thaghut disebut orang yang berhukum kepada thaghut, sebagaimana firmanNya Ta’ala:
“Apakah engkau tidak melihat kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan apa yang dturunkan sebelum kamu, sedangkan mereka hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk kafir terhadapnya” (An Nisa: 60)
3. Orang yang memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan.
Kepala suku dan kepala adat yang memutuskan perkara dengan hukum adat adalah kafir dan termasuk thaghut. Jaksa dan Hakim yang memvonis bukan dengan hukum Allah, tetapi berdasarkan hukum/undang-undang buatan manusia, maka sesungguhnya dia itu Thaghut. Aparat dan pejabat yang memutuskan perkara berdasarkan Undang Undang Dasar thaghut adalah thagut juga. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan siapa saja yang tidak memutuskan dengan apa yang Allah turunkan, maka merekalah orang-orang kafir itu” (Al Maidah: 44)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin” (Al Bidayah: 13/119) Sedangkan Ilyasa (Yasiq) adalah hukum buatan Jengis Khan yang berisi campuran hukum dari Taurat, Injil, Al Qur’an.
Orang yang lebih mendahulukan hukum buatan manusia dan adat daripada aturan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam maka dia itu kafir.
Dalam ajaran Tauhid, seseorang lebih baik hilang jiwa dan hartanya daripada dia mengajukan perkaranya kepada hukum thaghut, Allah Ta’ala berfirman:
“Fitnah (syirik & kekafiran) itu lebih dahsyat dari pembunuhan” (Al Baqarah: 191)
Syaikh Sulaiman Ibnu Sahman rahimahullah berkata: “Seandainya penduduk desa dan penduduk kota perang saudara hingga semua jiwa musnah, tentu itu lebih ringan daripada mereka mengangkat thaghut di bumi ini yang memutuskan (persengketaan mereka itu) dengan selain Syari’at Allah” (Ad Durar As Saniyyah: 10 Bahasan Thaghut)
Bila kita mengaitkan ini dengan realita kehidupan, ternyata umumnya manusia menjadi hamba thaghut dan berlomba-lomba meraih perbudakan ini. Mereka rela mengeluarkan biaya berapa saja (berkolusi; menyogok/risywah) untuk menjadi Abdi Negara dalam sistem thaghut, mereka mukmin kepada thaghut dan kafir terhadap Allah. Sungguh buruklah status mereka ini….. !!
4. Orang yang Mengaku Mengetahui Hal Yang Ghaib Selain Allah.
Semua yang ghaib hanya ada di Tangan Allah, Dia Ta’ala berfirman:
“Dialah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib, Dia tidak menampakan yang ghaib itu kepada seorangpun” (Al Jin: 26)
Bila ada orang yang mengaku mengetahui hal yang ghaib, maka dia adalah thaghut, seperti dukun, paranormal, tukang ramal, tukang tenung, dsb. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia mempercayainya, maka dia telah kafir, dan apa gerangan dengan status si dukun tersebut ??!
5. Orang Yang Diibadati Selain Allah Dan Dia Ridha Dengan Peribadatan itu.
Orang yang senang bila dikultuskan, sungguh dia adalah thaghut. Orang yang membuat aturan yang menyelisihi aturan Allah dan RasulNya adalah thaghut. Orang yang mengatakan “Saya adalah anggota badan legislatif” sama dengan ucapan: “Saya adalah Tuhan” karena orang-orang di badan legislatif itu sudah merampas hak khusus Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu membuat hukum (undang-undang). Mereka senang bila hukum yang mereka gulirkan itu ditaati lagi dilaksanakan, maka mereka adalah thaghut. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan barang siapa yang mengatakan di antara mereka ; “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah” maka Kami membalas dia dengan Jahannam, begitulah Kami membalas orang-orang yang zalim” (Al Anbiya: 29)
Itulah tokoh-tokoh thaghut di dunia ini.
Orang tidak dikatakan beriman kepada Allah sehingga dia kufur kepada thaghut, kufur kepada thaghut adalah separuh laa ilaaha ilallaah. Thaghut yang paling berbahaya pada masa sekarang adalah thaghut hukum, yaitu para penguasa yang MEMBABAT aturan Allah, mereka menindas umat ini dengan besi dan api, mereka paksakan kehendaknya, mereka membunuh, menculik, dan memenjarakan kaum muwahhidin yang menolak tunduk kepada hukum mereka. Akan tetapi banyak orang yang mengaku Islam berlomba-lomba untuk menjadi budak dan hamba mereka. Mereka juga memiliki ulama-ulama jahat yang siap mengabdikan lisan dan pena demi kepentingan ‘tuhan’ mereka.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala cepat membersihkan negeri kaum muslimin dari para thaghut dan kaki tangannya, Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
(Tulisan ini merupakan , ed.)
DEFINISI THAGHUT
oleh : Ustadz Abu Jibril
Ibnu Qayyim berkata:Thaghut ialah segala sesuatu yang melampaui batas yang disembah oleh seorang hamba, diikuti dan ditaatinya. Dan Thaghut bagi setiap kaum ialah: penguasa yang mereka berhukum kepada hukum selain Allah dan Rasul-Nya, atau yang mereka sembah selain dari pada Allah, atau yang mereka ikuti tanpa ilmu pengetahuan dari Allah atau yang mereka taati dalam hal apa yang mereka tidak mengetahui bahwa hal itu termasuk ketaatan kepada Allah.
Sedangkan Abu A’la al Maududi mendefinisikan thaghut yaitu:
Syaitan, tukang-tukang ramal, dukun-dukun yang mengklaim diri mereka mengetahui urusan ghaib, orang yang berfatwa dengan selain yang diturunkan Allah, patung berhala yang diciptakan untuk disembah manusia, orang yang suka diagungkan dan marah bila tidak diagungkan, penguasa atau pemerintahan melampaui batas,yang menolak dan membenci syariat Allah, serta menghalangi tegaknya dengan berbagai cara, baik secara lembut, rayuan dan sogokan atau dengan tekanan (dipenjara, diintimidasi,diusir, dibunuh, dan bila ia sebagai pegawai maka diancam dengan pemecatan dari jabatan), lalu mengganti syariat Allah dengan syariat jahiliyah, yang bersumber dari hawa nafsu dan akal fikiran manusia semata.
Itsbaatun (Menetapkan) wala’ (kecintaan dan keterikatan) kepada Allah, Dienullah, Kitab Allah dan Sunnah Nabi Nya, serta Hamba-hamba Allah yang shalih.
Dalam hal ini telah berkata Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :
Dan ketahuilah bahwa seluruh manusia tidak akan menjadi mu’min kepada Allah kecuali dengan mengkufuri thaghut. Allah berfirman dalam surat Al Baqoroh:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqoroh :256)
Dari penjelasan diatas, jelas dan gamblang bagi siapa saja yang ingin memahami dengan pemahaman yang benar bahwa intisari dari rukun tauhid ialah adanya alwala’ dan al bara’. Jika ini tidak jelas dan tegas, maka seseorang tidak akan pernah merasakan indah dan manisnya tauhid serta keji dan pahitnya syirik, dan orang itu tidak akan pernah meraih kebenaran tauhid.
KALIMAT THAGHUT DALAM AL QURAN
Didalam Al Quran kalimat Thaghut dijumpai sebanyak 8 kali,Pertama: Allah Swt berfirman:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An Nahl: 36)
Ayat ini menafsirkan makna syahadat. Jadi mengetahui syahadat itu wajib dengan maknanya, supaya seorang hamba bisa mengerjakan secara benar apa yang menjadi kewajibannya. Diantaranya dengan mengesakan Allah dan menjauhi thaghut. Atau mengambil hukum kepada hukum selain Al Quran dan As Sunnah.
Ibnu Qayyim berkata: “Allah swt memberitahukan bahwa siapa yang berhukum atau minta dihukumi dengan selain apa yang dibawa oleh Rasul saw, berarti dia telah mengangkat thaghut sebagai hakim dan berhukum kepadanya. Thaghut –sebagaimana keterangan diatas- adalah perkara apa saja yang manusia melampaui batas dengannya, berupa ma’bud (yang disembah), matbuu’ (yang diikuti) atau muthaa’ (yang ditaati).
Jadi, thaghutnya suatu kaum adalah siapa yang kaum itu berhukum kepadanya bukan kepada Allah dan Rasul-Nya, atau mereka sembah selain Allah, atau mereka ikuti tanpa hujjah yang nyata dari Allah, atau mereka taati dalam perkara-perkara yang mereka tidak tahu bahwa hal tersebut sama dengan mentaati Allah. Inilah thaghut-thaghut dunia. Apabila kita merenungkannya dan merenungkan peri keadaan manusia dalam hubungannya dengan thaghut, maka kita akan dapati bahwa mayoritas diantara mereka berpaling dari ibaadatullah (ibadah kepada Allah) kepada ibadatut thaghut (ibadah kepada thagut), dan berpaling dari berhukum kepada Allah dan Rasul menjadi berhukum kepada thaghut. Dan dari taat kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya menjadi taat kepada thaghut dan mengikutinya.
Kedua: Allah Swt berfirman:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah MahaMendengar dan Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqarah 2:256)
Ketiga: Allah Swt berfirman:
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al Baqarah: 256-257)
Keempat: Allah Swt berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.”
(QS. An Nisaa: 51)
Kelima: Allah Swt berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak ber-hakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”
(QS. An Nisaa: 60)
Keenam: Allah Swt berfirman:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
(QS. An Nisaa: 76)
Ketujuh: Allah Swt berfirman:
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.”
(QS. Al Maaidah: 60)
Kedelapan: Allah Swt berfirman:
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku”
(QS. Az Zumar: 17)
Wallahu’alam…
1 komentar:
Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.
Posting Komentar