-->
w
| Tentang | Ketentuan| Privacy & Policy | Disclaimer | | Alamat : Jalan Desa Harapan Sudirman No. 71A Duri Riau 28884 |
| ☎ Call / Chat Wa : 0853 6582 0822 | ✉ Email :admin@duririau.com |

Kami menjual Rumah Siap Huni, Kaplingan Strategis, juga menerima Borongan Bangunan




Harga Promo Khusus Member, Ayo bergabung, S & K Berlaku



Popular Post

Minggu, 21 November 2010

AROGANSI DENSUS 88, KEZHALIMAN PEMERINTAH

Densus 88 : The Game PS3 2 Pictures, Images and Photos

Seperti GAMES saja,
Arogansi tembak mati adalah ciri khas Densus 88, sebuah pasukan khusus bentukan Polri pasca Bom Bali I. Banyak alasan dan justifikasi yang mungkin akan disampaikan oleh institusi berwenang negeri ini atas arogansi gaya koboi AS dan Australia (sebagai donatur Densus 88), mulai dari alasan bela negara, kalau tidak menembak duluan maka akan ditembak, dan sejenisnya.
Masalahnya kemudian, setiap ada aksi maka pasti akan ada reaksi. Maka yang perlu diperhatikan apakah tindakan main tembak dan membunuh orang tanpa haq ini akan mengikis habis terorisme atau malah menyuburkannya?
Hal lain yang juga patut diperhitungkan adalah 'balasan' yang pasti telah dipersiapkan oleh para korban Densus 88. Apalagi untuk kalangan mujahid yang sangat memperhitungkan hilangnya nyawa seseorang, apalagi nyawa seorang Muslim. Karena bagi mereka, darah harus dibayar dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa.  Jadi, sampai kapan pertumpahan darah ini akan terus berlangsung?
Densus 88 & Arogansi Koboi Binaan AS-Australia
Coba simak kekejaman dan arogansi Densus 88 dalam aksinya baru-baru ini.
Ahad malam (19/9) sekitar pukul 20.00, Iwan sedang bermain dengan anaknya, Faruq, 8 tahun. Sejumlah anggota Densus 88 tanpa sepatah kata masuk dan langsung menembak Iwan di hadapan anak yang sangat dicintainya.
 "Sampai saat ini tak seorang pun keluarga diperkenankan melihat jasad Iwan. Kami hanya mendengar cerita dari anak Iwan yang mengatakan ayahnya ditembak di bagian dada dari jarak dekat oleh polisi," cerita Siti, 62, ibu kandung Iwan, ketika ditemui wartawan di rumahnya.

Menurut Siti, saat malam kejadian, Iwan dan Faruq berada di ruang rumah. "Faruq dan Iwan berada di ruang rumah, sedangkan dua adik Faruq; Ifal, 4, dan Harun, 4 bulan, tidur di dalam kamar," terang Siti.

Setelah ditembak, sambungnya, tubuh Iwan langsung diboyong polisi dari dalam rumah. Waktu jasad Iwan dibawa pergi, kepala dusun tempat Iwan tinggal sempat bertanya kepada polisi perihal apa yang terjadi. Tapi, polisi yang membawa jasad Iwan itu tidak memedulikan pertanyaan kepala dusun tersebut. ''Jangan menghalang-halangi, mau kau kutembak,'' ungkap Siti menirukan ucapan polisi.
Keluarga korban penembakan dilarang melihat jenazah dilarang polisi dengan alasan masih dalam penyelidikan. Mereka tidak yakin Iwan terlibat perampokan maupun terorisme.
(http://www.jawapos.com/halaman/index...ail&nid=156163)
Sekarang bayangkan bagaimana perasaan anak Iwan, yakni Faruq (8), istrinya Siti (62), dan anak-anaknya yang lain, Ifal (4) dan Harun (4 bulan) serta apa yang akan dilakukan jika mereka besar nanti?. Fikirkan juga yang akan dilakukan oleh kawan-kawan Iwan?
Ini cerita lain yang hampir sama.
Julheri Sinaga SH, Koordinator Advokasi MM Sumut menceritakan arogansi Densus 88 lainnya di Medan, Sumut.
 "Penangkapan Hadiyono di Hamparan Perak bermula saat kediaman Nanong kedatangan dua orang pria sebagai tamu, dua hari yang lalu. Karena sebagai istri yang muslimah istri Nanong lantas memanggil abang iparnya Kasman Hadiyono yang tidak jauh dari rumah mereka," beber Julheri.
Julheri juga memaparkan lebih lanjut, karena masih suasana lebaran maka istri Nanong lantas, menyiapkan makanan dan minuman menunggu Hadiyono datang.
"Pada saat Mursanti (istri Nanong, Red) datang tiba-tiba salah satu dari kedua tamu tersebut sudah tergeletak di lantai rumah miliknya dengan bersimbah darah. Sedangkan Hadiyono dibawa secara paksa dan entah kemana keberadaannya hingga saat ini,'' tegas Julheri.
Julheri meminta niat baik Kapolri untuk mengembalikan mayat Nanong dan memberi tahu keberadaan Hadiyono. Hingga kini, pihak keluarga belum tahu apakah yang bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal.
Dalam aksi terbarunya di Medan, Sumut, Densus 88 menembak mati 3 orang Muslim. Sudah tidak terhitung lagi berapa nyawa yang dicabut paksa oleh pasukan sombong lagi arogan ini.
Penembakan demi penembakan, penculikan, penganiayaan, penyiksaan selalu dilakukan Densus 88 dan kini mencuat menjadi sebuah polemik publik. Muncul pertanyaan, mengapa dalam setiap aksinya Densus 88 harus langsung menembak mati buruannya? Apakah itu memang instruksi langsung dari atasan mereka atau hanya karena sebuah arogansi saja?
Sejak didirikan pasca Bom Bali I (2002) pasukan khusus dengan logo burung hantu predator ini telah 'memangsa' banyak nyawa kaum Muslimin. Ya, harus diberi penegasan bahwa yang banyak terbunuh adalah nyawa kaum Muslimin. Sepertinya nyawa kaum Muslimin begitu murah di mata Densus 88.
Sebelum aksi di Medan, Densus 88 sebenarnya sedang disorot terkait rencana investigasi dari Australia (sang donatur) atas perlakuan Densus 88 kepada separatis RMS. Australia wajib marah karena Densus 88 selama ini sudah disuplay dana sekian banyak dan keberadaan Densus 88 sendiri dimaksudkan untuk menjaga stabilitas negara non muslim tersebut dari berbagai macam ancaman.
Kabidpenum Mabes Polri sendiri, Kombes Marwoto Suto mengakui sejumlah paket dan bantuan untuk pelatihan dari Australia kepada Densus 88. Sayangnya belum pernah ada audit kepada Densus 88 yang semakin hari semakin arogan ini.
Amran Nasution, jurnalis senior yang juga mantan Redpel Tempo pernah mengungkapkan dana-dana yang mengalir ke Densus 88 sebagai berikut :
"Detasemen Khusus (Densus 88) Anti-Teror Polri ternyata dibentuk atas biaya sepenuhnya dari pemerintah Amerika Serikat. Majalah "Far Eastern Ekonomic Review" (FEER), edisi 13 November 2003, menulis bahwa pemerintahan Bush mengeluarkan biaya 16 juta dolar (Rp 150 Milyar ) Untuk membentuk detasemen yang punya 400 Anggota itu. Hal yang sama ditulis Koran " Jakarta Post", 6 September 2004, dan "Warta Kota", 12 November 2003."
"Laporan Congressional Research Service (CRS), Lembaga riset di bawah The Library Of Congress pada tahun 2005, memaparkan dengan rinci dana yang di keluarkan pemerintah Bush untuk Indonesia, termasuk untuk polri dan pasukan Anti - terornya. Misalnya, pada tahun 2004, Amerika Serikat memberikan bantuan $US. 5.778.000 tahun 2005 sebesar $ US 5.300.000."
Mengapa Amerika dan juga Australia getol menggelontorkan dana untuk Densus 88? Karena Indonesia dianggap berjasa dalam perang melawan terorisme dan kontribusi Indonesia dalam memerangi terorisme ini adalah kepentingan vital AS. Padahal siapapun tahu bahwa perang melawan terorisme hakikatnya adalah perang menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Jadi, mengapa keberadaan Densus 88 dengan aksi arogan dan brutalnya terus dipertahankan?
Akar Masalah Terorisme
Kalau kita mau menghentikan aksi-aksi terorisme, maka kita harus mencari tahu terlebih dahulu apa akar dari masalah terorisme. Perang melawan terorisme diproklamirkan pertama kali oleh George W Bush, 20 September 2001. Bush mengatakan bahwa perang melawan terorisme adalah "Crusade" alias perang salib.
"Perang melawan teror tak akan berhenti sampai semua group teroris dunia ditemukan, dihentikan dan dikalahkan," ujarnya.
Proklamasi perang itu diikuti pengarahan pesawat tempur membombardir Afganistan, Oktober 2001, dengan dalih untuk menghancurkan teroris Al-Qaedah, Pemimpinya Syekh Usama Bin Laden , serta Rezim Taliban yang melindunginya. Lalu, bagaimana pendapat Syekh Usamah bin Ladin sendiri?
Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah, Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya.
"Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku-orang bodoh yang ditaati-bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir'aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzoliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haromain (Mekkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka."
Syekh Usamah juga mengatakan :
"Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kashmir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kaki-tangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollAllah u 'alaihi wasallam yang dicintai.
Dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media berjudul "Badr Riyadh" para mujahid mengatakan :
"Kami adalah teroris, kami adalah teroris. Kami teroris karena melawan musuh-musuh kami, utamanya Amerika, karena mereka telah menzolimi kita."
Jadi, itulah akar masalah terorisme. Ketidakadilan dan penjajahan kaum kafir AS dan sekutu-sekutunya atas kaum Muslimin. Perspektif penanganan terorisme pun seharusnya dilihat dari sisi ini sehingga solusinya adalah menghentikan arogansi AS dan antek-anteknya, bukan malah membentuk pasukan khusus seperti Densus 88 yang menjadi kaki-tangan AS di negeri-negeri Muslim untuk melanggengkan perang salib tersebut, termasuk di Indonesia.
Coba kita ingat rilis Nurdin M Top atas peledakan hotel JW Marriot & Ritz Carlton medio Juli 2009, aksi tersebut dilakukan sebagai qishos (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan AS dan antek-anteknya, serta qishos atas Dr Azhari dan Jabir, teman seperjuangan mereka yang ditembak mati Densus 88.
Kita lihat juga alasan Humam Khalil Abu-Mulal al Balawi (36) alias Abu Dujanah Al Khurasany meledakkan dirinya di basis militer AS di propinsi Khost, Afghanistan menewaskan 7 orang anggota CIA dan seorang agen Yordania sebagai balasan yang setimpal (qishos) atas dibunuhnya pimpinan Taliban Pakistan, Hakimullah Meshud.
Hukum Qishos Bagi Pembunuh
Secara fitrah, tidak ada seorangpun yang berkeinginan dirinya dibunuh secara dzolim (tanpa haq), begitu pula dengan keluarganya. Dalam Islam, salah satu bentuk hukuman atau sanksi terberat adalah pembunuhan tanpa hak. Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah member kekuasaan kepada ahli warisnya." (QS Al Isra (17) : 33)
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya." (QS An Nisa (4) : 93)
Dalam hukum Islam, siapa saja yang membunuh dengan sengaja maka pembunuhnya akan dibunuh (qishos). Dalam kasus pembunuhan yang disengaja wajib dijatuhkan qishos bagi pelakunya, yaitu membunuh si pembunuhnya sebagai balasan atas perbuatannya membunuh orang dengan sengaja. Allah SWT berfirman:
"Diwajibkan atas kamu qishas berkaitan dengan orang-orang yang dibunuh." (QS Al Baqarah (2) : 179).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa yang terbunuh, maka walinya memiliki dua hak, bisa meminta tebusan (diyat), atau membunuh si pelakunya."
Qishah atau hukum balas bunuh bagi para pembunuh dzolim ini sangat diyakini oleh kaum Muslimin, apalagi mujahidin. Bahkan para mujahid tergerak untuk berjihad adalah dalam rangka membela setiap tetes darah kaum Muslimin yang ditumpahkan secara dzolim oleh musuh-musuhnya. Bagi para mujahid, mereka rela meregang nyawa asalkan bisa membela saudara muslimnya yang tertindas dan didzolimi.
Berapa banyak darah kaum Muslimin dihargai dengan sangat murah oleh AS dan sekutu-sekutunya, di Irak, Afghanistan, Palestina, Kashmir, Moro, dan di pelbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Belum pernah ada investigasi serius yang mengungkapkan secara jujur berapa korban pembantaian kaum Muslimin di Poso dan di Ambon ketika terjadi kerusuhan di sana. Belum lagi sembuh luka dan kekecewaan kaum Muslimin atas seluruh tragedi tersebut, kini Densus 88 membabi buta memburu dan menangkapi kaum Muslimin bahkan menembaki mereka.
Dengan demikian, aksi-aksi arogan dan brutal Densus 88 yang main tembak di tempat dengan alasan menghentikan terorisme sangat berbahaya dan mengundang aksi teror berkelanjutan. Hal ini dikarenakan mereka yang menjadi korban pasti tidak rela dan tidak akan pernah diam untuk kemudian melakukan aksi balas bunuh (qishas), karena itu merupakan sebuah kewajiban bagi mereka.
Seharusnya penyelesaian masalah terorisme dilakukan dengan jalan menghentikan atau memotong akar permasalahannya, yakni menghentikan pasukan AS dan sekutu-sekutunya yang menjajah bumi Islam, seperti di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lainnya serta stop membunuhi kaum Muslimin tidak berdosa di sana. Kalau hal ini bisa dilakukan, maka bisa dipastikan serangan kepada AS dan fasilitas-fasilitasnya pun akan berkurang atau bahkan berhenti.
Tetapi, jika AS dan sekutu-sekutunya, termasuk Densus 88 tetap dengan arogansi dan secara brutal mereka menembak mati kaum Muslimin di manapun termasuk di negeri ini, maka permasalah terorisme tidak akan pernah berakhir dan pembalasan atau tuntutan qishah (balas bunuh) pasti akan terus dikumandangkan oleh para korbannya. Wallahu'alam!


Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
Sarankan pengunjung lain untuk membaca tulisan ini juga.


Arogansi Densus 88 & Qishos Dalam Islam



BEBERAPA komentar yang diseleksi........
  • jangan seenakx menyiram bung...hati-hati..!!!
  • mas_tarno_plok_plok
    Yang saya gak ngerti, kenapa yang dibunuh oleh kelompok anda orang2 sipil dan sesama muslim juga?? kayak israel yang suka ngebunuhin sipil yang lemah....
  • Di dalam Islam tidak ada pembedaan antara sipil dan militer yang ada hanyalah antara mereka yang memerangi dengan tangan, lisan dan harta dan mereka yang tidak memerangi.

    Berdasarkan hal ini maka para kafir utamanya mereka yang tinggal di Eropa dan NAS adalah teroris karena mereka memilih politisi yang membuat kebijakan anti Islam dan Muslim dan membayar pajak yang membiayai.
  • kalau Densus 88 biaya operasionalnya dari negara lain..... trus apa bedanya dg KNIL ya.....
  • Kalau KNIL itu anjing Belanda,sedang DENSUS itu Jongos Zionis Amerika.
    Ya tetap aja bermental KACUNG !!!!!!!!
  • teruskan
  • terlaknatlah kalian para penguasa yang dzolim, maka tungguhlah hari penetapan, karena kami juga termasuk orang2 yang menunggu
  • hemat saya sih:

    1. kembalikan kedudukan institusi kepolisian di bawah kendali Mendagri, sejak dibawahi oleh oleh presiden, makin Arogan dan dibenci pula oleh masyarakat banyak... (silakan aja bikin survey, dari 10 orang... brp banyak yg bilang klo kepolisian ialah institusi yg layak dipuji).

    2. betul, akar dari ekstrimisme dan terorisme berakar dari ketidak adilan... namun jika pembalasan yg dilakukan malah mengenai orang2 yg tidak mempunyai hubungan atau sangkut paut, 'layakkah' disebut Qishas?.... aneh saja jika ada sebuah ledakan di tempat2 umum dgn dalih Qishas atas yg terjadi di daerah lain, siapa yg berbuat... malah pihak lain yg kena imbasnya...
  • intropexsi diri
  • Sekali lagi istilah “ Terorist “ pencetusnya adalah Iblis Bush dalam perangnya terhadap Islam dengan semboyan “ Bersama Amerika atau bersama Terorist “ dan yang dimaksud Iblis Bush terrorist bukan semua orang Islam, akan tetapi orang Islam yang berpegang teguh dan menjalankan syari’at Islam dengan benar, sedangkan yang Islam-islaman atau sekedar Islam KTP tidak masuk istilah terrorist meskipun kejahatan yang dibuat selangit.
    Jadi kalau memang benar informasi diatas bahwa yang dibantai adalah orang-orang yang sedang menjalankan shalat karena ketaatannya kepada Allah, insya Allah yang dibantai adalah syahid dan saat ini sudah mendapat tempat mulia disisi Allah, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan, dan diangkat derajatnya oleh Allah dan pasti yang membantai adalah termasuk golongan Iblis laknat karena ketaatnya kepada Iblis Bush yang tempatnya sudah pasti Neraka Jahanam.
    Hanya yang saya sangat sedih bagaimana dinegeri yang katanya menunjung tinggi hukum, tapi kok justru apart hukum begitu mudahnya membantai manusia dengan biadab, dan saya rasa hal ini bukan pertama kali dilakukan oleh aparat hukum khususnya Kepolisian, sudah berapa manusia yang dibantai Densus 88 tanpa melalui proses hukum, termasuk 3 orang dicawang yang hingga saat ini tidak jelas identitasnya. Padahal sekali lagi Kapolri BHD dengan sombong dan congkaknya mengatakan bahwa yang dibantai tersebut adalah terrorist dengan sederet kejahatannya, tapi ternyata hingga saat ini dia tidak bisa membuktikan ucapannya.
    Yang dibantai ini manusia, bukan binatang tak berguna.
    Dimana para tokoh-tokoh umat kok semua diam seribu bahasa, Din Syasudin, Syafi’i Ma’arif, Hasyim Mushadi, Saig Agil dan lain-lain, apakah engkau sudah ikut menjadi pasukan Iblis, atau engkau sudah kenyang dengan makanan haram dari para iblis.
    Ingatlah kepemimpinanmu pasti akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat nanti dan engkau tentu sangat faham dengan hal ini, tapi mengapa engkau tuli dan bisu.
    Lihatlah pemimpin umat lain, bagaimana pemimpin mereka membela umatnya, hanya gara-gara perkelahian dengan umat lain mereka membela mati-matian dan bisa memutar balikkan fakta dan beritanya sampai seluruh pelosok dunia.
    Wahai para pemimpin akhirilah kesewenang-wenangan dinegeri ini, tidakkah Allah setiap hari sudah mengingatkan dengan berbagai musibah dan bencana, sudahkah kita semua buta dan tuli, haruskah kita menunggu adzab Allah yang lebih besar lagi, karena arsy’Nya telah sering tergoncang karena umatnya banyak yang dibantai dengan biadab.
    Sungguh engkau Maha Kuasa dan Maha Adil ya Allah, hanya padaMu lah kami berserah diri, dan memohon keadilan.




  • hmmm,.... ini yg nulis siapa ya?.. maaf mo ralat nih, densus 88 sebenernya udah ada sejak lama sebelum bom bali. cuman terkenalnya pas abis bom bali... dan lagi-lagi, memang den 88 ini dulu didikannya Amrik. jadi ya nggak heran meski orang-orangnya islam tapi jiwa-nya nggak islam.
  • No Name


    Kita harus meneladani rosululloh saw bagaimana beliau memiliki jiwa yang sungguh mulia dalam menyelesaikan konflik diantara pengikut2 dan sahabatnya maupun dengan musuh2 sekalipun, semuanya yang beliau sampaikan adalah solusi. dan solusi yang beliau berikan adalah yang terbaik, beliau jujur dan teguh dalam memegang solusi tersebut.

    mengenai densus 88 bila memang sudah kelewat batas dan disusupi kepentingan asing, kita sebagai masyarakat harus bersatu dan bukan masing-masing krn kedaulatan di negara ini tertinggi ditangan rakyat. kumpulkan semua bukti2 yang dimiliki kita sampaikan protes bersama2, dan semua yang berbuat dzholim dimuka bumi ini dengan melanggak hukum dan HAM baik itu densus 88 sekalipun harus mendapatkan hukuman.
  • Sebelum aksi di Medan, Densus 88 sebenarnya sedang disorot terkait rencana investigasi dari Australia (sang donatur) atas perlakuan Densus 88 kepada separatis RMS. Australia wajib marah karena Densus 88 selama ini sudah disuplay dana sekian banyak dan keberadaan Densus 88 sendiri dimaksudkan untuk menjaga stabilitas negara non muslim tersebut dari berbagai macam ancaman.
    Lihatlah orang kafir australia ini, ketika densus melakukan tindakan kepada separatis RMS Australia menjadi marah, bukankah separatis RMS juga ingin mendirikan negara sendiri TETAPI mengapa MEREKA tidak didebut TERORIS bahkan DILINDUNGI.
  • yang diqishosh jangan cuma densus iblis-nya... tapi sak SBY-nya.. karena dia juga mengamini perilaku iblis cecunguk dan jongos yahudi itu...
  • Apa tindakan densus 88 yang memusuhi Islam dan memburu da'i dosa atau tidak?


  • TETEP AJA AKU BELA ISLAM DAN PARA MUJAHIDIN!
  • perbedaan densus 88 dengan amerika & australia. hmmm.. bedanya apa ya.....
  • Ian 
    haha...beda tipis, sama2 pengecut kalo densus 88 mau nangkap orang pake topeng, takut ketauan wajahnya, berarti perbuatan membantai itu pekerjaan yang dilarang Islam, anehnya juga yang ditangkap kebanyakan yang berjenggot..hati2 hati lo...memelihara jenggot
  • Ian 
    terbukti sudah, kalo Pemimpin kita sukses menjadi babu AMERIKA & Australia, tapi karena menjadi pesuruh setia Negara tersebut, Pemimpin kita bangga yaitu bangga menjadi jongos AMRIK & Aus, KOK BISA MAU YA?, padahal katanya KITA DAH MERDEKA,....kATANYA LO...
  • abd_zbr 
    ati-ati jangan sampai ini politik pecah bambunya amrik dan sekutunya, ingat saudara-saudara yang menyebabkan kita dijajah lebih dari 350 tahun karena sesama kita sendiri yang saling bunuh, saling curiga, mana teroris mana densus 88!!! sejatinya insyaf (tahan diri dech)



  • Ingat hancurnya langit dan bumi leboh ringan di sisi Allah ketimbang hilangnya nyawa seorang Muslim.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ciri2 orang Bodoh adalah mudah terprovokasi..


mudah2an kita bukan termasuk orang2 yg mdah terprovokasi,

BM70COM DURIRIAU mengatakan...

benar.. selidiki dulu..
dalil QS. 49 (Al Hujuraat) ayat 6 :

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu "

Posting Komentar